Minggu, 12 Agustus 2018

Lara seorang istri ...


Tulisan saya kemarin  menjadikan saya banyak diinbox, WA sharing bagaimana mereka TERPAKSA MENJADI TULANG PUNGGUNG.

Ternyata mereka bukan hanya membantu tapi benar -  benar menjadi tulang punggung..
Ternyata sebagai istri mereka yang menafkahi anak dan suaminya ....
Ternyata suami mereka yang gagah, kuat nyaman menerima nafkah dari istrinya

Salah satu dari mereka bahkan dalam kondisi sakit tetap bekerja, mau berhenti suaminya melarang. Suaminya membantu peran istri di rumah sekedar memastikan anak - anak mereka makan, mengantar sekolah selebihnya karena penghasilan istri cukup besar mereka bisa bayar ART. Duh enak banget ya suaminya.

Saya kemudian mencoba menggali informasi bagaimana pola asuh keluarga suaminya, bagaimana sodara laki - laki suaminya, apakah ada yang kondisinya sama ? Entah kebetulan atau tidak karena cuma sekitar 20- an orang yang sharing saya tidak bisa mengatakan ini valid datanya ,  pola asuh mereka hampir sama.

Kebanyakan dari suami yang ( lemah ini ) memiliki orang tua dalam hal ini kebanyakan bapak yang sangat dominan. Sejak kecil mereka selalu diarahkan dan menuruti apa kata bapak. Suami - suami ini biasa di drive sesuai kemauan bapak. Impactnya mereka memiliki ketergantungan tinggi terhadap orang lain. Tidak bisa tegas bersikap dan bingung melangkah.

Beberapa suami seperti ini juga memiliki saudara laki - laki yang secara finansial tidak mandiri. Entah tergantung kepada istri, orang tua, saudara, menghabiskan harta orang tua dsb untuk menutupi kebutuhan hidupnya.

Kesimpulan sementara pola asuh keluarga membentuk sikap suami - suami semacam ini. Ciri - ciri mereka =

1. Sangat mudah minta tolong saat menghadapi masalah,  baginya solusi selalu dari orang lain bukan dirinya.
2. Defensif , saat istri menginginkannya untuk mandiri si suami akan memiliki segudang argumentasi untuk mengatakan  " aku sudah usaha kok tapi Allah belum kasih " padahal usahanya belum maksimal.
3. Konsep rezeki menurut mereka " Rezeki keluarga itu bisa lewat istri tidak harus lewat suami " konsep yang menyalahi sunnah
4. Mudah patah, saat tertolak, saat gagal mereka butuh orang lain membangunkannya ( dulu bapak/ibunya yang mengambil peran ini ) sekarang istrinya

Dari asumsi itu ( baru asumsi belum tentu benar ) istri - istri tulang punggung utama tampaknya akan lama menahan lara. Tidak mudah mengubah karakter orang meskipun itu suaminya.

Saya selalu menutup sharing dengan mereka dengan kata - kata =

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, terus doakan agar Allah menggerakkan hatinya

Jaga sikap meskipun sulit tetaplah hormati suami, sebab surga kita ada pada keridloan suami dan Allah

Support suami, karena terbiasa diarahkan arahkanlah dia tidak dengan perintah tapi dengan dorongan. Jangan bosan mendorongnya sampai dia mampu menggerakkan dirinya sendiri.

Selalu katakan dan tanyakan ke suami = siapkah jika kelak di Padang Ma'syar Allah meminta pertanggung jawabanmu sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi keluarga  ?

Sabar.....
Karena laramu hari ini tidak ada sedikitpun yang terlewat Allah balas dengan berlipat kebaikan

Didik anak laki - lakimu untuk bertanggung jawab , ceritakan uswah kita laki - laki terbaik sepanjang zaman Rosululloh Muhammad SAW bagaimana menjadi suami dan Bapak terbaik.

Istri - istri , sahabat - sahabat salihat laramu tak akan lama , tak akan abadi bersabarlah bila esok kematian menjemputmu semuanya akan berakhir. Entah itu besok, lusa, bulan depan, tahun depan, 10 tahun ke depan ?  jaraknya sangat pendek kita hanya perlu mengisinya dengan sabar dan menjaga untuk khusnudzon terhadap semua Qadarullah.

Pastikan Laramu mendekatkanmu pada Ridlo Allah ..
Allah menjodohkanmu dengan suamimu karena tau suamimu adalah suami terbaik untukmu tetaplah berprasangka baik .

Kuatlah ,bertahanlah , sabarlah karena laramu berhadiah surga in syaa Allah😍😍😍

Penulis Hitta Sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar