Minggu, 12 Agustus 2018

KETIKA TULANG RUSUK ( membantu ) MENJADI TULANG PUNGGUNG


Surat Cinta Untuk Suami Istri yang Berbagi Peran Menafkahi Keluarga

Part 1 Untuk Suami ...

Kutulis ini dengan penuh cinta, pengertian dan rasa hormat..

Sungguh tidak mudah saat kuputuskan membantumu menafkahi keluarga kita. Jauh di hatiku , ingin engkau saja yang bekerja di luar dan kami fokus mendidik anak - anak kita menjadi generasi Rabbani.

Bukan untuk mengamalkan Ilmu setelah selesai kuliah, bukan untuk eksistensi, penghargaan kecil atas nama profesi , bukan juga untuk karier. Saat menikah dan kemudian lahir anak - anak kita itu semua menjadi tidak penting sebab penghargaan tertinggi  saat ini adalah " MENJADI IBU DARI ANAK SOLIH, SOLIHAH ".  Sekali lagi jika boleh memilih kami akan memilih hanya menjadi tulang rusuk yang fokus mentarbiyah anak - anak kita dan menjaga kehormatanmu.

Suami....
Taukah kau hal yang paling sulit dari pilihan ini adalah melihat mata anak kita saat sakit dan mendengar hatinya berbisik = Ibu tolong jangan pergi kerja, Ibu tolong jangan tinggalkan aku, Ibu aku sakit peluk aku,Ibu .... Ibu... Ibu... Tak terkatakan tapi kudengar, jeritannya menusuk nuraniku. Kutepis dan dengan berat hati aku tetap pergi meninggalkannya. Sungguh hatiku sakit melebihi sakit anak kita. Sepanjang jalan air mata berderai,tangan gemetar sambil terus berpikir " apakah langkahku ini benar?" apakah Allah ridlo dengan ini ? Sesaat berlalu dan aku dihadapkan pada jalan yang harus kulalui  meski tak kuingini.

Kami bukanlah istri yang kufur nikmat, kami syukuri dan tak menghitung berapa nafkahmu untuk kami. Kami hanyalah istri,ibu paling awal terdampak dari tidak seimbangnya pemasukkan dibanding pengeluaran. Tak ingin mengeluh rasa  syukur itu membuat kami memilih bertindak dibanding menuntut. Maka saat setiap hari kita sekeluarga bisa hidup sejahtera, nyaman ,bahagia penuh senyuman tanpa kekurangan  sesungguhnya ada bahu,tangan kami yang letih menutup kekuranganmu.

Tapi ...
Ingatlah selalu peran kami sedikitpun tidak menggantikan kewajibanmu di hadapan Allah SWT. Engkaulah yang akan mempertanggung jawabkan nafkah keluarga kelak di Yaumil Akhir. Ingatlah saat bunda Zainab istri Abdullah RA dan seorang wanita Anshar hendak bersedekah kepada suami mereka dan anak - anak yatim yang hidup bersama mereka. Terhadap amal mereka ini Rosululloh SAW bersabda = " Masing - masing mendapat dua pahala, yaitu pahala karena karib kerabat dan pahala karena sedekah. ' ( HR. Muslim ). Jadi nafkah keluarga bagi kami hanyalah sedekah bukan kewajiban.

Lekaslah, bergegaslah memantaskan diri sepenuhnya menafkahi keluarga sebab Rosululloh Muhammad SAW bersabda = " Cukuplah seseorang menuai dosa apabila ia menelantarkan orang - orang yang menjadi tanggungannya ( keluarganya ) ." ( HR. Daud dan Ahmad ).

Kami tidak menginginkan apapun dari situasi yang tidak ideal ini sehingga kami harus berperan menjadi tulang rusuk sekaligus tulang punggung. Kami ikhlas, kami bersyukur sebab memiliki ladang amal tambahan.

Bantu kami untuk menjaga, mendidik anak - anak kita. Bantu kami mempertanggung jawabkan tugas utama kami sebagai istri dan ibu yang sering terbengkalai, di hadapan Allah 😭😭😭. Kami takut, sangat takut azab Allah karena tidak apik berperan sebagai istri dan ibu.

Suami ...
Istrimu tetaplah perempuan,makhluk lemah yang butuh bimbinganmu, pelukanmu dan nasehatmu.

Terpenting ...
Kami mohon katakan pada Allah  = " ya Allah aku ridlo terhadap istriku maka Ridloilah istriku, masukanlah dia ke JannahMU seperti istri - istri Rosululloh Muhammad SAW "  aamiin

Doakan itu sesering mungkin meski akhlaq kami sangat jauh  dibanding istri Rosululloh. Doakan itu sesering mungkin agar tertutup kekurangan kami sebagai ibu dan istri yang menjadi tulang rusuk sekaligus tulang punggung

Hittasari
Istri dan Ibu Bekerja dari Rumah Tinggal di Kebumen

Next part 2 surat untuk istri - istri

( Penulis Hitta Sari )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar